Membangun kerajinan Kota Kediri

21/04/15

Ditulis pada 21/04/15 oleh Unknown tag : ,    Belum ada komentar

Hari ini (21/4) KIM Aspekori mengikuti Sarasehan Pekan KIM 2015 Jatim. Acara tersebut diselenggarakan oleh Diskominfo Jatim bertempat di Aula SMK PGRI 1 Nganjuk. Sarasehan dimulai jam 10.00 WIB dan berakhir pukul 12.30 WIB.

Pada sarasehan tahun ini Diskominfo mengangkat judul "Peranan KIM dalam Literasi Media". Hadir sebagai narasumber adalah Bapak Ismojo Hardono, rektor STIKOSA-AWS Surabaya dan Ibu Sirikit Syah dari Media Watch Surabaya. Sedangkan bertindak sebagai moderator adalah Bapak Nanang Rois, Wakil Ketua KIM Jawa Timur.

Bapak Ismojo menekankan pentingnya mematuhi etika penyiaran, Beliau menyoroti acara televisi yang sebagian besar didominasi oleh hiburan dan kurang memberikan ruang bagi tayangan yang mendidik.

Sementara itu ibu Sirikit Syah memaparkan pentingnya KIM sebagai media watch produk jurnalistik media mainstream. "KIM harus menjadi penyeimbang informasi dari media-media online maupun cetak", kata beliau. Beliau juga mengingatkan bahwa KIM harus berhati-hati dalam mengeluarkan produk jurnalistik agar tidak menimbulkan kekacauan informasi. (tgh/apk)




Meski sempat turun hujan yang cukup deras, antusias pengunjung dalam Pekan Kelompok Informasi Masyarakat yang ke - 8 di Kabupaten Nganjuk masih saja terbilang cukup ramai. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya pengunjung di dalam GOR Bung Karno, terutama pada setiap stand, tak terkecuali stand milik KIM Aspekori dari Kota Kediri.

Dari sekian banyak kerajinan yang diikutsertakan dalam pameran, Tenun Ikat Bandar masih menjadi primadona bagi para pengunjung. Latar belakang pengunjung yang berminat dengan Tenun Ikat Bandar adalah dari kalangan orang pemerintahan sampai masyarakat umum. Hal ini semakin membuktikan bahwa kerajinan khas Bandar Kidul ini memang disukai oleh golongan apapun.


Meski demikian, produk unggulan kerajinan lain seperti batik jumput, batik tulis, miniatur/patung, baki kayu, tak kalah menariknya di mata para pengunjung stand.

20/04/15

Ditulis pada 20/04/15 oleh Tutut Indah Widyawati tag :    Belum ada komentar
Hari pertama Pekan KIM VIII Jatim 2015 yang diselenggarakan hari ini resmi dibuka oleh Gubernur Jawa Timur, Soekarwo.

Acara pembukaan dilaksanakan di aula yang sediakan khusus untuk acara Pekan KIM. Setelah dibukanya acara ditandai dengan pemukulan Gong oleh Pak Gubernur, beliau lantas mengunjugi stand-stand pameran.

Stand KIM Aspekori juga menjadi salah satu stand yang dikunjungi oleh Pak Dhe Karwo. Beliau pun melihat apa saja yang dipamerkan di stand KIM Aspekori seperti display blog kimaspekori.blogspot.com dan official website Kota Kediri kedirikota.go.id yang didisplay di layar yang sudah dipersiapkan.

Tim KIM Aspekori bersama Humas Kota Kediri pun mempersilakan kunjungan Pak Dhe Karwo dengan menunjukkan tenun ikat bandar, batik jumputan Nisa Batik dan kerajinan yang lain kepada beliau.

Beliau pun berkomentar agar KIM harus mendukung untuk menginformasikan potensi-potensi yang ada di Kota Kediri lewat online.


Ditulis pada oleh Unknown tag : ,    Belum ada komentar

Pagi hari ini, mulai pukul 7 pagi, peserta KIM sudah memadati GOR Bung Karno. Ruas jalan kiri kanan penuh dengan kendaraan yang parkir, tidak sedikit pula yang berhenti cukup lama untuk menurunkan penumpang serta barang-barang yang digunakan sebagai pameran.

Ketika tim Aspekori memasuki gedung, suasana cukup gaduh, karena masing-masing stand sibuk mempersipkan untuk pembukaan. Begitu juga dengan tim aspekori Kediri yang tidak jauh berbeda ketika mendapati stand kami.

Sekitar satu jam berlalu, kami diperingatkan oleh Panitia bahwa Bupati Jawa Timur alias Pak Dhe Karwo sudah akan datang, dan yang diperbolehkan di stand hanya 2 orang. Tim aspekori yang tidak bertugas di stand diperkenankan menghadiri  undangan untuk pembukaan di tempat yang sudah disediakan.




Suasana di Gedung ternyata tidak kalah ramainya, namun cukup panas, karena tidak adanya fasilitas air conditioner. Tidak lama menunggu, Pak Dhe Karwo akhirnya tiba disambut dengan tari-tarian khas Nganjuk. Pembukaan diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, dilanjutkan dengan do’a , sambutan oleh Bupati Nganjuk, dan sambutan oleh Pak Dhe Karwo. Pak Dhe Karwo menegaskan bahwa solusi dari MEA adalah memperbarui yang lama. sambutan dari Pak Dhe Karwo mengundang  tawa, sehingga peserta tidak bosan.

Kemudian dilanjutkan dengan pemukulan Gong, yang menjadi tanda dibukanya pekan KIM 2015. Pak Dhe Karwo melanjutkan untuk mengunjungi stand-stand KIM.


Senin, 20 April 2015 bertempat di GOR Bung Karno, Nganjuk, Pekan KIM VIII 2015 digelar. Kelompok Informasi Masyarakat se-Jawa Timur turut hadir untuk memeriahkan hari pertama Pekan KIM. 

Jajaran stand-stand pameran digelar di dalam GOR Bung Karno untuk memamerkan produk-produk unggulan daerah masing-masing. Terdapat 76 stand pameran baik dari kota/kabupaten se-Jawa Timur.

Memasuki gedung utama GOR Bung Karno, langsung disambut dengan stand DISKOMINFO Provinsi Jawa Timur. Di sisi sebelah kanan stand terdapat Booth Informasi Stand-Stand mulai dari stand BKKBN Jatim, Dinsos Jatim, hingga stand ke 76 milik Kab. Jombang.

Stand Pameran KIM Aspekori mendapat nomor stand ke 32 di Baris ke tiga dari kiri jajaran stand pameran. Di stand KIM Aspekori, memamerkan beberapa produk unggulan Kota Kediri berupa Kain Tenun Ikat Bandar, Batik Jumputan “Nisa Batik”, kerajinan Patung, Kerajinan Kayu dan juga display dari beberapa program kerja Kota Kediri.



Dalam stand KIM Aspekori Kota Kediri juga terdapat display layar untuk memamerkan blog KIM Aspekori yang berisi tentang profil-profil paguyuban pengrajin Kota Kediri dalam KIM Aspekori. Pengunjung juga langsung bisa melihat dan membaca langsung reportase dari KIM Aspekori.

Kunjungi kami di stand pameran KIM Aspekori Kota Kediri di stand nomor 32.

19/04/15


Berada di daerah Dandangan, Kota Kediri, Griya Batik Wecono Asri ini bisa dengan mudah ditemui dengan showroom kecil yang menampilkan batik-batik indah khas Kediri. Saat tim KiM ASPEKORi berkunjung, ibu Kasiana, sang pemilik Batik Wecono Asri, menyambut dengan sangat antusias menceritakan tentang Batiknya.
 
Sekitar tahun 2006, ibu Kasiana mulai mengenal Batik saat mengikuti pelatihan Batik yang diadakan oleh Pemerintah Kota Kediri. Pada awalnya, beliau adalah seorang penjahit terkenal. Setelah mengenal dunia Batik, beliau menutup usaha jahitnya dan beralih ke Batik.

Adanya greget dari Bu Kasiana untuk menggalakkan Batik di Kediri, tidak lain adalah karena Batik itu asli berasal dari Kerajaan Kediri. Seperti Batik Gringsing, Batik Kawung, Batik Parang. Motif-motif tersebut adalah berasal dari Kediri. Namun, greget beliau untuk mengembangkan kembali Batik, tidak dibarengi dengan minat ibu-ibu PKK di sekitar rumah beliau.

Pada tahun 2010 PNPM mengadakan kunjungan ke Batik Wecono Asri dan ingin mengadakan pelatihan Batik di Dandangan. Lantas, tim PNPM mengumpulkan ibu-ibu yang berminat dengan Batik hingga terkumpul 20 orang untuk dilatih oleh ibu kasiana sendiri. namun, dari 20 orang yang dilatih, hanya 2 orang yang benar-benar minat hingga proses akhir pembuatan Batik.

Awal mendirikan Batiknya, ibu Kasiana mengaku sempat kesulitan modal untuk membeli bahan-bahan seperti kain, canting, malam. Ditambah dengan keadaan ibu-ibu yang ikut membatik, saat itu baru saja merugi karena satu persatu dari mereka harus menutup warung nasi mereka karena banyak gudang yang ditutup. Lantas ibu kasiana pun berinisiatif untuk memberikan bahan secara merugi kepada ibu-ibu untuk latihan hingga jadi Batik.

Sekarang ini, terdapat sekitar 5-10 orang yang membatik di Griya Batik Wecono Asri. Untuk pengerjaan Batiknya dikerjakan di Sanggar Batik yang terletak terpisah dengan Showroom Batik Wecono Asri. Mulai dari proses mencanting hingga selesai menjadi Batik dikerjakan di Sanggar.

Batik Wecono Asri mempunyai motif-motif unik hasil desain dari ibu Kasiana sendiri. Seperti Motif Sayur Asem, Motif Jaranan, Motif Kali Brantas, Motif Pring Sedapur, dan lain-lain. Untuk pewarnanya pun ada yang menggunakan warna kimia dan juga warna alami dari Rambutan, Jolawe, dan Mauni.

Untuk harga Batik Tulis Wecono Asri sendiri sekitar 200rb. Untuk Batik Tulis warna alami sekitar 350rb. Cukup murah untuk satu lembar Batik Tulis warna alami. Ibu kasiana bertutur tidak ingin membandrol harga yang mahal-mahal untuk Batiknya, cukup bisa mengganti bahan-bahannya saja. (tiw/apk)

Batik Wecono Asri, Kota Kediri


Griya Batik “Wecono Asri”
Jalan Dandangan I No. 154 RT/RW 01/09 Kota Kediri
(ibu Kasiana Masliem : 0354 690 852 / 081 335 691 158)

Pola-pola yang indah, warna-warna senadabentuk-bentuk alami dari sekerat benang menjadi pandangan awal dari Batik Jumputan karya Nisa Batik milik ibu Umi Mariani di Griya intan asri A14, Dermo, Kota Kediri. Disebut dengan Batik Jumputan karena pembuatannya yang dijumput-jumput untuk kombinasi warnanya.

Ibu Umi menerangkan, pembuatan Batik jumputan ini tidak menggunakan malam dan hanya dikerut-kerut dengan benang untuk proses pemberian pola pada batik. Awalnya, Bu Umi adalah seorang penjahit baju yang lumayan terkenal. Sekitar empat tahun yang lalu, beliau lantas mulai menggeluti Batik karena saat itu pemerintah Kota Kediri seperti mulai menggalakkan Batik.

Saat pertama kali memulai membatik, beliau juga membuka kursus membatik di rumahnya. Namun sekarang, beliau hanya fokus untuk membatik saja karena terkendala faktor usia. Walaupun sudah tidak menerima kursus Batik, namun antara Bulan Juni-Agustus, beliau sering menerima siswa-siswa Tata Busana SMKN 3 Kediri yang menjalankan Prakerin di tempat beliau.


Di Griya Nisa Batik, beliau dibantu dengan 5 orang pembatik dan 1 orang penjahit yang untuk pengerjaannya dibawa pulang ke rumah masing-masing. Motif unggulan dari Nisa Batik milik Bu Umi ini adalah motif Galuh Kediri. Sebuah motif gabungan dari Jumput dan Sasirangan. Beliau bertutur, motif-motif Batik jumputan yang beliau ciptakan adalah hasil imajinasi saja karena memang teknik membuat Batik Jumputan tidak bisa dipola seperti Batik Tulis.

Untuk pemasaran Batik Jumputannya, Bu Umi berkata belum membuka show room resmi untuk mendisplay karya Batiknya. Untuk pemasarannya, selama ini masih dengan mengikuti pameran-pameran yang diadakan Dinas Kota, didisplay di Sanggar Busana SMKN 3 Kediri atau “diambili” oleh saudara-saudara beliau untuk dipasarkan secara mulut ke mulut.

Untuk harga, beliau memasang harga yang relatif murah yakni sekitar 90rb rupiah untuk satu lembar batik jumputan (2,10 x 1,15 meter). Ketika ditanya omset, beliau mengatakan masih belum banyak karena tujuan utama beliau adalah memberi kesibukan ibu-ibu di sekitar rumahnya agar tidak nganggur. (tiw/apk)


Nisa Batik
Griya Intan Asri A14 Dermo Kota Kediri
Umi Mariyati (085736485593)